#mimpiSiang

Senin, Februari 04, 2013

Kemarin gue dapat wangsit saat tidur siang, ya semacam mimpi gitulah. Emang benar kalau kata orang-orang mimpi di siang bolong itu kebanyakan rada aneh-aneh. Dan kali ini gue mau nyeritain mimpi gue ini, dan karena ini mimpi gue, jelas ini semau-maunya gue. Tapi ini nyata, bukan fiksi, hanya mimpi.

WARNING: JANGAN PROTES.

Jadi gini, sebenarnya ini mimpi udah gue ceritain di twitter gue (@yid_yadi) dengan hashtag #mimpiSiang. Tapi kayaknya ga afdol kalau belum ditulis di blog ini..

Ceritanya gue siang itu dalam keadaan sakit demam tinggi, ini cius loh. Badan gue panas, meriang, lemas, ga nafsu makan, apalagi pas ngeliat temen sekost gue (yang kebetulan juga sakit) ditemenin ceweknya, sedangkan gue... #ahsudahlah. Melihat kenyataan ini gue langsung masuk kamar, kunci pintu, tiduran plus selimutan. Ga nanggung-nanggung gue selimutan dari ujung kaki sampai ujung rambut, persis udah kayak pisang molen. Tujuannya biar meriangnya hilang, sekaligus biar suara obrolan temen gue (yang juga sakit) dengan pacarnya menghilang dari otak gue.

kayak gini gue selimutan, lucu-lucunya juga sama

Dalam metode peng-selimut-an, secara ga sadar tiba-tiba gue tertidur dan bermimpi yang... aneh.
Yap, kalian pasti tau film Naruto, nah di mimpi ini gue jadi salah satu pemeran dalam film itu. Saat itu gue lagi menjalankan misi yang gue juga ga tau misi apaan, yang jelas saat itu gue lagi pergi dengan Naruto dan Neji. Keren dong, gue jadi ninja konoha, bentar lagi bakal ngeluarin jurus andalan. Di tengah perjalanan tiba-tiba kita bertiga (gue, Naruto dan Neji) dicegat sama gerombolan ninja pelarian, kira-kira jumlahnya sekitar ratusan, ribuan, pokoknya banyak. Naruto dan Neji pun langsung melawan para ninja pelarian itu, mereka berhasil.
sayangnya gue gak ada di sini

Tapi apa yang terjadi dengan gue, jangankan mau ngeluarin jurus andalan, yang ada malah gue dikeroyok, gue ditangkap ramai-ramai oleh para ninja jahat itu. Dan di saat para ninja itu udah mau bawa kabur gue, pertolongan datang. Neji dengan sigap melawan ratusan ninja yang manangkap gue. Neji pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu juuken. "Tunggu tunggu, gue masih berada di antara para ninja jahat itu, kalau Neji ngelakuin juukennya ke kerumunan, jelas gue juga bakal ikut kena". Belum sempat gue teriak ke Neji supaya jangan nyerang dulu, tapi... semua sudah terlambat. Neji sudah terlanjur ngeluarin jurus andalannya itu. Dengan inisiatif gue berusaha ngumpet, lari sejauh mungkin, cari tempat dimana serangan itu ga bisa ngenain gue. Tapi apa daya, gue mati. Gue yang belum sempat nunjukin kemampuan ninja gue, yang belum sempat ngeluarin jurus andalan gue, udah harus mati dengan cara dibunuh teman sendiri saat berusaha ngumpet ngindarin serangan. Sumpah ini cara mati paling menyedihkan di dunia shinobi, bahkan untuk pemeran piguran pun masih menyedihkan.

inilah juken yang ngebuat gue mati

Untung ini mimpi gue, jadi semau-maunya gue. Gue protes ke sutradaranya, masa belum sempat ngapa-ngapain udah mati, menyedihkan pula caranya. Gue berusaha meyakinkan sutradaranya bahwa tempat gue ngumpet itu jelas-jelas ga mungkin bisa kena serangannya si Neji. Gue jelasinnya dengan rumus matematika dan fisika, bahwa serangan Neji itu seharusnya melenceng sepersekian drajat dari muka gue. Namun apa daya, si sutradaranya bersikukuh kalau di film ini, gue mati.

Anehnya, setelah gue mati, gue di bawa pulang lagi ke konoha, di pocongin terus dikuburin. Ternyata di bagian inilah gue unjuk kemampuan. Dan karena ini mimpi gue yang semau-maunya gue, setelah dikuburkan gue berniat balas dendam. Gue berniat untuk menghantui sutradaranya, Neji juga. Ya iyalah, jelas jelas dia yang ngebunuh gue dengan cara yang begitu konyolnya. Dan pada malam harinya pun gue ngelakuin balas dendam gue, ngehantuin sutradaranya. Ga usah banyak tanya kok bisa pocong ada dalam film naruto. Gue juga heran, tapi inilah bagian paling menyenangkan dalam mimpi gue. Sutradara dan Neji yang gue pocongin ketakutan dan lari kalang kabut. "Hei Neji, coba tunjukkan lagi jurus andalanmu, hihihihi", gue pasang ketawa menyeramkan ala kunti gitu. Dan akhirnya pak Sutradara minta maaf ke gue karena udah bikin skenario menyedihkan itu, "Kamu pikir dengan maafmu aku bisa hidup lagi?? oooo tidak bissa, hihihihi", kembali gue tertawa dengan tawa kunti formal. Dan di saat gue mau ngebunuh si sutradara, sialnya gue terbangun..

Ah padahal sedikit lagi. Gue duduk di kasur masih coba mencerna mimpi barusan. Mungkin gue emang ditakdirkan terbangun saat hampir membunuh, biar ga dosa kali ya. Badan gue keringatan besar besar, banyak lagi, kayak orang habis mandi, padahal dari pagi engga mandi.

Dan gue pikir gue dapat ngambil kesimpulan dari mimpi gue ini, JANGAN SERING NONTON NARUTO.

You Might Also Like

2 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images