Pernah ngucapin kata-kata "maaf, aku ga suka sama kamu".
Kata-kata yang menghancurkan hati seseorang yang telah menaruh harapan pada kita.
Kadang seseorang rela membunuh perasaannya sendiri demi seseorang yang disebut "teman". Memendam rasanya, agar sebuah pertemanan tidak hancur. Agar tidak disebut sebagai pagar makan tanaman. Agar...... ya begitulah.
Dan kadang pula orang seperti ini akan menyalahkan keadaan. Keadaan dimanadia terperangkap dalam dua hal, cinta dan pertemanan. Padahal jelas yang salah itu diri sendiri, yang tidak mengakui cinta. Jangan bilang "dia itu PHP", karena lu sendiri yang meng-PHP-in diri sendiri. Berharap teman yang suka dengan si (dia) ngalah dan merestui kalian berdua.
Teman memang tempat curhat terbaiik, apalagi sahabat. Pas ketemu pasanga idaman, mau curhat ke sahabat tentang dia.
Jeger, dan si B pun berkata "gue juga suka dia", tapi dalam hati. Merasa ga mungkin ngungkapin kata tersebut dan akhirnya memendam dalam lubang sedalam dua meter.
Tapi kata yang keluar dari si B: "wah, sepertinya kalian cocok ya"
Hal ini sepertinya adalah dilema bagi si B.
Kata-kata tersebut jelas selalu berkecamuk dalam otak mereka, hati juga.
Memang hal yang sulit itu ialah ketika kita dan teman kita suka pada orang yang sama., yaitu dia. Namun yang lebih sulit adalah ketika si "dia" mengutarakan cintanya ke kita. Senang, tapi, ya begitulah.
Timbullah kata penolakan "maaf aku ga bisa", yang padahal sebenarnya " aku juga suka sama kamu", tapi bilangnya dalam hati. Iya, benar, pertemanan jadi alasan, alasan yang ga bisa disebutkan.
Ada juga orang yang memendam perasaan karena pertemanan langsung dengan si doi. Pertemanan yang udah segitu dekatnya, jadi penyebab keluarnya kata "aku ga bisa, kenapa kamu baru ngomong sekarang". Padahal sebenarnya, "aku juga suka, tapi aku takut kita bakal ngejauh". Dan lagi-lagi, cuma dalam hati.
Jadilah saling PHP-PHP-an. Yang satu berharap status pertemanan berubah jadi pacaran. Dan yang satu lagi, berharap si dia bakal ngedengar isi hati,walau tanpa bicara, berbisikpun enggak.
Dari dua keadaan di atas, semua berujung dengan "cinta yang terpendam", lebih tepatnya "sengaja dipendam". Cinta memang tak harus memiliki, tapi setidaknya harus mengakui. Walaupun cinta yang tidak memiliki adalah kesakitan yang luar biasa.
Jadi masihkah kalian mengatakan "cinta", jika kallian ga mengakuinya, mengungkapkannyapun engga
Atau mengungkapkannya, tapi diam-diam??.
Kata-kata yang menghancurkan hati seseorang yang telah menaruh harapan pada kita.
"Karena temanku suka sama kamu"
Kemudian kata-kata ini begitu saja keluar, tapi dalam hati. Ya, kata-kata yang juga menghancurkan hati sendiri.Kadang seseorang rela membunuh perasaannya sendiri demi seseorang yang disebut "teman". Memendam rasanya, agar sebuah pertemanan tidak hancur. Agar tidak disebut sebagai pagar makan tanaman. Agar...... ya begitulah.
Dan kadang pula orang seperti ini akan menyalahkan keadaan. Keadaan dimanadia terperangkap dalam dua hal, cinta dan pertemanan. Padahal jelas yang salah itu diri sendiri, yang tidak mengakui cinta. Jangan bilang "dia itu PHP", karena lu sendiri yang meng-PHP-in diri sendiri. Berharap teman yang suka dengan si (dia) ngalah dan merestui kalian berdua.
Teman memang tempat curhat terbaiik, apalagi sahabat. Pas ketemu pasanga idaman, mau curhat ke sahabat tentang dia.
Si A: "Eh gue mau curhat"
Si B: "gue juga, lu duluan gih"
Si A: "gue lagi suka nih sama si (isi nama)"
Jeger, dan si B pun berkata "gue juga suka dia", tapi dalam hati. Merasa ga mungkin ngungkapin kata tersebut dan akhirnya memendam dalam lubang sedalam dua meter.
Tapi kata yang keluar dari si B: "wah, sepertinya kalian cocok ya"
Hal ini sepertinya adalah dilema bagi si B.
"Dia itu lebih cocok sama gue"
"Kenapa gue malah ngedukung mereka"
"Kan gue yang suka sama si (isi nama lagi)"
"Kenapa harus lu duluan yang bilang suka"
Kata-kata tersebut jelas selalu berkecamuk dalam otak mereka, hati juga.
Memang hal yang sulit itu ialah ketika kita dan teman kita suka pada orang yang sama., yaitu dia. Namun yang lebih sulit adalah ketika si "dia" mengutarakan cintanya ke kita. Senang, tapi, ya begitulah.
Timbullah kata penolakan "maaf aku ga bisa", yang padahal sebenarnya " aku juga suka sama kamu", tapi bilangnya dalam hati. Iya, benar, pertemanan jadi alasan, alasan yang ga bisa disebutkan.
Ada juga orang yang memendam perasaan karena pertemanan langsung dengan si doi. Pertemanan yang udah segitu dekatnya, jadi penyebab keluarnya kata "aku ga bisa, kenapa kamu baru ngomong sekarang". Padahal sebenarnya, "aku juga suka, tapi aku takut kita bakal ngejauh". Dan lagi-lagi, cuma dalam hati.
Jadilah saling PHP-PHP-an. Yang satu berharap status pertemanan berubah jadi pacaran. Dan yang satu lagi, berharap si dia bakal ngedengar isi hati,walau tanpa bicara, berbisikpun enggak.
Dari dua keadaan di atas, semua berujung dengan "cinta yang terpendam", lebih tepatnya "sengaja dipendam". Cinta memang tak harus memiliki, tapi setidaknya harus mengakui. Walaupun cinta yang tidak memiliki adalah kesakitan yang luar biasa.
Jadi masihkah kalian mengatakan "cinta", jika kallian ga mengakuinya, mengungkapkannyapun engga
Atau mengungkapkannya, tapi diam-diam??.
- Kamis, Desember 27, 2012
- 0 Comments